Pages

20.9.13

fiksi seratus kata #3

“Lihat! Sudah hampir terbenam sempurna!”

“Iya... aku lihat. Bagus, ya?”

“Taruh dulu kameramu. Lihatlah langsung, bukan dari balik lensa.”

“Sama saja. Begini bisa sekalian dipotret.”

“Tidak sama. Kamu melewatkan momennya.”

“Aku merekam momennya!”

“Kamu merekam gambar. Bukan saat ini.”

“Saat ini?”

“Sunset, kamu, aku.”

“Aku bisa memotretmu. Memotret kita berdua. Dengan latar belakang sunset.”

“Duduklah bersamaku. Pejamkan matamu. Dengarkan ombak. Rasakan angin. Hirup laut itu kedalam tubuhmu. Lihatlah dengan rasa. Rekam dalam ingatanmu.”

“Tapi aku bisa lupa rasanya. Foto-foto ini membantuku mengingat.”

“Sibuk dengan kameramu, hanya membuatmu tidak tahu rasanya. Kemarilah... Kalau nanti kamu lupa, kita buat ingatan yang baru.“

No comments:

Post a Comment