Pages

30.10.12

fiksi seratus kata



“Ini yang dulu kupanjat?”, Javas kagum pohon itu masih ada.
“Ya.”, Puteri  menjawab adik asuhnya.
“Semua masih sama.”
“Tidak juga. Kamu berubah.”
“Mbak tidak. Masih tetap pendek. Hehehe.. Dan masih seperti dulu, Mbak seperti kakak kandung bagiku.”

Puteri meredam degup jantungnya. Ada perih menelusup.

“Pendek, katamu?! Siapa yang menggendongmu waktu jatuh dari pohon ini?”
“Itu dulu... Sekarang aku yang lebih kuat. Sini kubayar, biar impas.”
Seketika lengan Javas mengangkat Puteri lalu memanggulnya.
“Lepaskan! Hahahaha.... Turunkan aku!”

Puteri limbung. Bukan tubuh, tapi jiwanya.
Dulu Javas berumur sepuluh. Lima belas tahun berlalu, dia bukan lagi adik kecilnya. Sejak kapan hatinya berganti arah?



[sudah lama saya menulis ini, tapi tak pernah punya keberanian untuk membawa nya ke halaman ini..
makasih ya vah.. you're the reason i post this story.. ]